•  
  •  
 

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi tingkat adopsi Artificial Intelligence (AI) di kalangan dosen Universitas Terbuka (UT) menggunakan pendekatan mix method dengan analisis deskriptif. Populasi penelitian meliputi seluruh dosen UT, dengan 172 responden yang dipilih berdasarkan kesediaan berpartisipasi. Mengacu pada teori Diffusion of Innovations dari Rogers (2003), dosen dikelompokkan dalam kategori Innovators, Early Adopters, Early Majority, Late Majority, dan Laggards berdasarkan skor adoption rate. Hasil menunjukkan mayoritas dosen UT berada dalam kategori Early Majority (37%) dan Late Majority (32%), menunjukkan adopsi yang moderat terhadap AI. Sebagian kecil dosen masuk dalam kategori Innovators (1%) dan Early Adopters (15%), sementara 16% berada dalam kategori Laggards. Hambatan utama dalam adopsi AI meliputi keterbatasan pelatihan, kurangnya dukungan teknis, dan resistensi terhadap perubahan. Rekomendasi yang diusulkan mencakup strategi berbeda untuk setiap kategori pengguna, seperti pelatihan intensif untuk Late Majority dan dukungan fasilitas untuk Innovators. Implementasi AI yang lebih optimal diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas pengajaran, serta inovasi dalam penelitian di UT, sehingga UT dapat memenuhi tuntutan pendidikan tinggi di era digital.

Share

COinS